Berita Terkini :
Home » , , , » Lamunan Si Kelam "Kacau" Oleh Bambang Sutrisno

Lamunan Si Kelam "Kacau" Oleh Bambang Sutrisno

Written By Unknown on Tuesday, February 18, 2014 | 6:25 AM



Telah lama tidak ku ucapkan kata "Rindu" pada bilik kecil dalam relung hatiku. Tak mampu lagi ku merangkai sajak suci yang pernah terurai pada lembaran kertas yang bersih ini oleh tinta ketulusan yang ku miliki dulu. Ia yang ku sebut bintang itu telah pergi bersama bintang lain yang lebih terang, sedangkan aku hanyalah seekor pungguk yang menggeruk dimalam hari seperti memaki akan kepergian inspirasi itu. Kini tak lagi untaian syair mengiringi langkahku. Semuanya telah pergi meninggalkanku pada harapan yang kosong.

Malam ini, kurajut benang kekecewaan akan kebohongan yang pernah menghampiri anganku disaat itu. Disaat bintang menyiramiku dengan keindahan malamnya, yang kukira dialah bintangku, begitu yakin akan hal itu hingga ku buang jembatan yang memisahkan antara aku dengannya. Ku tepiskan markah pembatas itu, hingga aku lupa akan cerita lain yang masih kuhadapi.

Kini aku terjerat disini dalam lamunan, dalam penyesalan, dalam kekosongan yang tak pernah aku sadari sebelumnya. Aku lupa bagaimana caranya untuk kembali pada diriku yang sebenarnya, diriku yang tak pernah merasakan akan hadirnya bintang. Diriku yang hanya bisa bercerita tentang dunia yang penuh kepalsuan ini.

Kata yang sering kudengar dan sangat ku benci itu-pun kini kembali kuucapkan namun tidak oleh mulutku tapi hatiku, tentang kata sampah yang tak berguna "Perpisahan". Ku berharap ini bukan perpisahan sementara, tapi perpisahan untuk selama-lamanya seperti "Mati".

"Nguiiiing...nguuiiing...!" Suara nyamuk mencumbu daun telingaku.

"Ah... Pergi kau... Jangan ganggu aku, kamu hanya membuat bising saja, kamu sama saja seperti dia...! menghisap darahu dan mencoba membunuhku secara perlahan... kau kira kau siapa?... pergi..." Bisikan keras mengeming dari bibir mungilku ini.

"Aku tak suka akan kemunafikan itu, Memang...! Aku sudah tak pantaslagi untuk memperoleh sedikit kebahagian seperti mereka...! Jawab... Nyamuk kecil... jawab...?! Kamu hanya membuat aku sakit saja...! Kau kira kau telah hebat... karna kau telah berhasil membuatku sakit... dasar nyamuk... Kau berdua-dua seperti tak ada tempat lain saja...! hahaha... Kamu hanya nyamuk... heh..."

"Janganlah kamu memandangku sebelah mata macam itu... Kau pikir kau siapa? kau bisa seperti sekarang karna usaha orang tuamu dahulu...! heh..."

Mukaku terus saja berkerut akan gemingan muram dari bibirku ini. aku tak pernah bercerita pada bintang itu dengan memandang tubuhku yang kelam ini. mungkin dia akan memahami berbeda.

Malam ini di tempat ini, disudut penantian yang lalu, yang kini telah kujadikan tempat untuk mengubur semua asa akan dirimu dahulu. Akan cita-citaku yang tak pernah menjadi teratai pada bingkisan kolam di tepi harapan itu. Agar aku bisa tersadar, bahwa kita memang jauh berbeda yang aku yakin takmungkin butiran pasir pantai akan menyatu bersama tumpukan berlian dan bersanding sejajar di bingkai kaca yang mewah itu. Mungkin aku harus melupakannya, melupakan semuanya, semua cerita sederhana yang pernah terpasung pada hatiku... Dahulu. Kukubur seperti kematian dibilik terahir tempatku nanti.

"Ah sudahlah... jangan lagi kau buang kenyataan pahit itu, lebih baik kau telan saja... Agar kamu juga merasakan betapa pahitnya hidup ini... Agar tak menghayal tentang keindahan saja... ! Sudah lah... Jangan berteriak lagi ditelingaku..."

"Sudah,...! Aku tak mau lagi bermimpi setinggi langit, toh hanya kekecewaan yang ku dapatkan... Aku tak pantas menyentuhnya... Harusnya aku sadar...! Sadar... sadar... sadar... hahaha.... Sadar.... heh... Sadar...!!!"

"Usah kau hiraukan lagi... Dia sudah bahagia disana... baiknya Kau menyingkir saja... pikirkan hidupmu saja, yang tak karuan ini... Jangan kau berlagak pintar... sudah... kau sadarkan dirimu saja... Agar tau tentang kekuasaan... Tentang mutiara yang bersinar itu.... hanyalah butiran-butiran tinja... Ia... tinja.... hahahaha.... Tinja.... Tinja.... Tinja.... Taiiikkkk....!!!"

"Akhhhttt... Aku Kacau... Aku akan pergi...! Aku sudahi sampai disini saja... Aku pergi... hahahaha.... Aku pergi...! A..k..u..! Pergii.....!hahaha... ha...ha...ha...ha... Aku pergi... bangsat...! Aku pergi......!!!"

Rabu, Februari, 12 2014
by Bambang Sutrisno Art
Bagikan Artikel Ini :

0 komentar:

Komentar dan Saran Anda

Tinggalkan komentar dan saran anda mengenai artikel ini ...

English French German Italian Portuguese Japanese Korean Arabic

FACE

 
Blog ini Milik: Mas | Bambang | Sutrisno
Diberdayakan oleh Blogger
Copyright © 1989-2014. Pemulung Aksara - All Rights Reserved
Terimakasih Sudah Berkunjung Ke Blog Ini, Salam dari Saya Bambang Sutrisno