Celotehan hantu - Oleh Bambang Sutrisno

Tak ada yang tulus ternyata semuanya sama saja
Saat hati ini benar-benar menjatuhkan pilihan
Hanya sambutan sinis yang ku dapatkan
Percuma saja ku memupuk dengan satu pilihan
Yang dulu kukira berbeda, ternyata sama saja

Tak ada yang pasti ternyata semua hanya bersandiwara
Saat canda dan tawaku selalu ku sampaikan dengan keseriusan
Sambutan dingin selalu saja tercurah dari sapanya
Hanya lidah saja yang berkata manis ternyata tak sejalan dengan hatinya
Yang dulu kukira ia berbeda, ternyata sama saja

Tak ada yang benar ternyata semua hanya cerita saja
Ketika rasa cinta ini mulai bersemi untuknya dalam keseriusanku
Dengan mudahnya ia mencampakkannya begitu saja
Kalu begitu untuk apa memberikan harapan padaku
Kenapa tak kau tikam saja jantungku ini
Agar aku tidur dan hilang untuk selamanya
Agar aku tak lagi merasakan hal yang sama

Tak ada yang indah ternyata semua hanya manis di bibir saja
Dalam rindu, sayang, dan rasa hanya sekedar pelampiasan kepenatan
Saat warna kulit menjadi pilihan, saat kedudukan menjadi incaran
Mungkin aku bukan yang memiliki keduanya
dan mungkin juga aku seharusnya sadar bahwa kita memang taksama
Dalam drajat, dalam hidup, dalam kebiasaan, dan dalam rasa
mungkin aku hanya sosok yang terpaku dalam satu rasa
mungkin juga aku harus menjadi seprti pria lain
yang selalu berbohong dalam rasa dan memiliki begitu banyak kenalan
agar hidup ini mungkin lebih indah, itu mungkin.
Tapi apakah aku bisa, pasti bisa kalu warna kulit dan tahta menjadi pilihan.

Tak ada yang tulus ternyata semua hanya bumbu dalam hidup saja
Dalam bisu ini ku terkapar pilu, akan rasa yang takkan pernah menjadi satu
Mungkin ini semua akan ku jadikan bumbu dalam hidupku
Hingga waktunya ku tersenyum dalam pangkuan akhirku
Pada akhir kataku dan terlelap untuk selamanya
Selamanya dan selamanya.

Tidore (Tungkop ini dor eaa) , September 23, 2013