Berita Terkini :
Home » , , , » Sisa Cerita "Zakir" oleh Bambang Sutrisno

Sisa Cerita "Zakir" oleh Bambang Sutrisno

Written By Unknown on Wednesday, January 15, 2014 | 1:39 AM




Siang ini ku terjerembab dalam lamunan di salah satu cafe yang berada di Banda Aceh. Entah apa yang ku rasakan keramaian menikam pada selah-selah hati ini. Mataku tertuju pada sepasang Kekasih yang sedang mendayung perahu kasihnya. Wanita bertubuh mungil disudut ruangan pada kafe dan pria bertubuh kekar menarikan jemarinya pada notebook mungilnya yang seakan enggan lepas dari jemarinya yang kekar itu. Kemesraan yang tampak seakan membuat dunia ini hanya milik mereka. Aku tertegun dengan kasih mereka. Tapi aku tak tau apa yang sedang mereka rasakan saat ini.

Pria rapi menghampiri mereka, sembari menyodorkan selembar kertas, yang aku yakini adalah sebuah menu. Ia, pria berpakayan rapi itu merupakan salah satu pelayan di kafe ini. "Kafe...kafe...kafe...!" dalam hati ku menjerit, "Apa yang sedang terjadi?" Gumamku sembari mengubah pandanganku pada sekelompok orang yang berkumpul di ruangan, yang bersekat dan berongga. Seperti bangunan masa kini, minimalis aku mengenalnya. Mereka berbicara tentang negara, bercerita tentang masa depan, bercerita tentang proyek, dan lain. Entah apa lagi yang mampu ku tanggkap dari cerita mereka.

Kuteguk dan kuseruput teh yang berdiri sepi pada mejaku kaca hitam yang mewah. Untuk melegakan tenggorokanku yang hampir kering. Kembali ku perhatikan perangai dari orang-orang di sudut kafe ini yang silih berganti menduduki kursi yang menurutku milik bersama. Bukan milik pribadi yang di perebutkan, oleh para pencinta kemalasan itu, disana ditempat yang aku kenal dengan sebutan Pemerintah. Ah... entah lah... aku tak perduli dengan mereka, aku hanya mengingat tentang kehidupanku hari ini di kafe di Kota ini. Koeta Raja dahulu kini Banda Aceh.

"Hahaha..." ku tertawa lirih menyaksikan kebahagian pada bibir-bibir mungil yang penuh dengan kebahagiaan. Senang, ingin rasanya seperti itu. Seperti mereka, seperti orang-orang itu, orang-orang yang sedang bahagia itu.

Kembali ku seruput kesegaran dari gelas kaca beberapa tegukan. Aih... terdengar sayu-sayu suara yang tak asing lagi di ingatanku. Seperti permintaan, oh ya... Aku mengenalnya. Ia adalah Abu, orang yang datang bersamaku ke kafe ini. Tak sadar aku telah melamun begitu lama. terlana dengan hayalan yang menurutku tak berguna itu. Sedikit ku tersenyum sembari mengerak-gerakkan tubuhku. "Oh ya ini..." aku memberikan mancis kepadanya.

Akupun kembali dalam pandangan sayu pada lampu-lampu yang bertengger diatasku. Indah sekali, "sepertinya mahal..." Gumamku. "hahahahahahahaha...." Aku tertawa lirih. Takut terdengar oleh pengunjung di sekitarku, "Cukup...!" Aku kembali terdiam. Aku beranjak mengambil bungkusan kacang goreng yang terletak di piring kaca pada meja sebelahku. "Hahaha..." Aku kembali tertawa sembari tersenyum lirih. "Ah sudahlah... Kurasa cukup sampai disini dulu ceritaku hari ini" Ku berdiri dan kembali pulang.

Zakir Kafe, Lamprit Januari 15, 2014

Bagikan Artikel Ini :

0 komentar:

Komentar dan Saran Anda

Tinggalkan komentar dan saran anda mengenai artikel ini ...

English French German Italian Portuguese Japanese Korean Arabic

FACE

 
Blog ini Milik: Mas | Bambang | Sutrisno
Diberdayakan oleh Blogger
Copyright © 1989-2014. Pemulung Aksara - All Rights Reserved
Terimakasih Sudah Berkunjung Ke Blog Ini, Salam dari Saya Bambang Sutrisno