Gang Senggol oleh Bambang Sutrisno
Written By Unknown on Sunday, January 12, 2014 | 7:28 AM
Bada berjalan menyusuri gang-gang sempit di Kota Raja, matanya terbelalak pada kerikil yang ia tapaki, kepalanya tertunduk sesekali ia menoleh pada tembok-tembok yang memisahkan antara anak sungai dengan gedung bertingkat yang berbaris. Jemarinya menyusuri celah-celah pagar yang berdiri kokoh, seakan menghitung jumlah besi yang hampir berkarat. Sesekali ia bersenggolan dengan pengguna gang lain yang juga melintasi gang tersebut.
"Woii...!" Ruri menepuk punggung Bada. Ruri yang sedari tadi memperhatikan Bada hanya terdiam.
"Kenapa kamu?" Ruri kembali menyapa Bada.
"..." Bada hanya terdiam bisu, seakan enggan berbicara terhadap Ruri.
"Woi... Kesurupan kau ya? dari tadi kuliahat diam saja, tidak seperti biasanya kamu cuy" Ruri mencoba menghidupkan suasana.
"..." Namum Bada hanya terdiam tanpa sepatah katapun, jemarinya masih saja melekat pada besi pagar gang Senggol itu.
"woi... ye, aneh nie orang. Eamag ada masalah apa cuy? Ku perhatikan semenjak dari lapangan tadi kau hanya terdiam. Emang ada masah apa cuy, ngomong Boy..."
"Aku masih teringat akan kata bapak tadi Boy" Bada mulai menyaut.
"Bapak yang mana?"
"Bapak yang tadi, yang kita jumpai di lapangan tadi.."
"Bapak... Ouhh... yang dilapangan, emang kenapa dengan bapak itu, ada yang aneh?"
"enggak, enggak ada yang aneh, cuman saya kepikiran sama kata bapak tadi"
"Kata yang mana bapak tadi kan banyak kali omongnya, emang kenapa dengan kata bapak itu? Biasalah orang tua boy... jangan kau pikirkan"
"Bukan begitu boy, tapi kata bapak tadi ada benarnya jugak boy..."
"emang kata yang mana sih jadi penasaran?"
" yang itu, yang bapak itu bilang, bahwa lebih baik berbicara apa adanya dari pada berbicara terlalu tinggi tapi hasilnya nol besar"
"hahaha... jadi kau tersinggung ini ceritanya"
"Enggak lah, ngapain pulak saya tersinggung"
"Jadi apa pulak masalah kau boy"
"Ia aneh aja, dia nasehatin orang tapi dianya sendiri, sama seperti yang dia omongin"
"Hahaha... Itu tadi namanya bapak itu, lagi menasehati dirinya sendiri boy. Lantas kenapa pulak kau terdiam dari tadi?"
"Ye kenapa? pakek nanya lagi situ boy. Kan kau sendiri yang meminta aku diam, soalnya bapak itu ngikutin kita aja dari tadi"
"Mana?"
"alah... kau boy, pelupa dipelihara, itu di belakang kita"
"Orang gilak itu boy?"
"Ia siapa lagi, hemm... aku jitak juga kau"
"Hehehe... ya udah yuk diam lagi"
"jeehhh... hemmmm... "
...
***
Pungutan aksara dimalam Rabu, Desember 18, 2013
Label:
Berita Terbaru,
Cerpen,
Prosa,
Sastra
0 komentar:
Komentar dan Saran Anda
Tinggalkan komentar dan saran anda mengenai artikel ini ...