Sarwidji, dkk. (1996:51) membagi praanggapan kedalam dua jenis, yaitu praanggapan semantik dan praanggapan pragmatik.
2.3.1 Peranggapan Semantik
Praanggapan semantik adalah praanggapan yang dapat ditarik dari pernyataan atau kalimat melalui leksikon pembentuknya.
Contoh dari praanggapan semantik, yaitu:
Contoh 1:
“Ali sudah berhenti merokok.”
Praanggapan yang dapat muncul dari kalimat tersebut.
(1) Ali tidak merokok lagi.
(2) Ali selama ini adalah seorang perokok.
Contoh 2:
“Mira disuruh ibunya untuk membeli gula”
Praanggapan yang dapat muncul dari kalimat tersebut.
(1) Mira membeli gula.
(2) Mira mempunyai ibu.
2.3.2 Peraanggapan Pragmatik
Peraanggapan pragmatik adalah anggapan yang ditarik berdasarkan konteks suatu kalimat atau pernyataan itu diucapkan.
Contoh dari praanggapan pragmatik, yaitu:
Contoh 1:
Si A bercerita: “Aku memberi uang seribu pada pengamen tadi, jadi dia cepat pergi dan tidak bernyanyi terus”
Praanggapan yang dapat timbul saat mendengar tuturan itu diantaranya:
a. Ada pengamen yang bernyanyi
b. Si A memberi uang
c. Pengamen sudah pergi
d. Si A tidak suka suara pengamen itu
e. Si A merasa terganggu oleh pengamen
Contoh 2:
Dinda bertamu ke rumah Ita. Mereka adalah teman kuliah. Dinda baru tiba dan Ita mempersilahkannya duduk.
Dinda: “Aku capek. Rumahmu jauh juga ya. Di jalan panas sekali dan banyak debu.”
Ita langsung ke dapur mengambil air minum dan menyalakan kipas angin untuk Dinda.
Praanggapan yang mungkin muncul:
a. Ita beranggapan Dinda ingin minta sesuatu
b. Ita beranggapan Dinda kehausan dan ingin minum
0 komentar:
Komentar dan Saran Anda
Tinggalkan komentar dan saran anda mengenai artikel ini ...